top of page

Jangan Lewatkan! Kapan Anak Perlu Dapatkan Vaksin DBD?


(Ilustrasi anak yang sedang mengalami demam berdarah dengue, sumber : canva)


Demam berdarah dengue masih menjadi ancaman yang cukup serius, termasuk pada anak-anak di Indonesia. Salah satu pencegahan yang dilakukan adalah melakukan vaksinasi dbd, yang dapat membantu untuk melindungi anak-anak. 


Di Indonesia, kasus demam berdarah dengue (DBD) semakin meningkat. Terutama, pada musim-musim yang tidak terduga seperti hujan secara tiba-tiba. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue, yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan, apalagi pada anak-anak. 


Setiap tahunnya, anak-anak di Indonesia akan mengalami DBD. Mulai dari demam tinggi sampai dengan nyeri sendi, bahkan di beberapa kejadian mengalami pendarahan internal jika penyakit berkembang menjadi lebih parah. 


Untuk mengurangi resiko ini, ada beberapa langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk pencegahan. Salah satunya adalah melakukan vaksinasi. Vaksinasi merupakan cairan yang disuntikan ke dalam tubuh, sehingga membentuk antibodi untuk melindungi tubuh dari penyakit. 


Mengapa Anak Perlu Vaksin DBD? 

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan sebuah penyakit yang disebabkan akibat virus, yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Anak-anak yang mengalami permasalahan ini, akan lebih rentan terkena apabila daerah tempat tinggal mereka, memiliki riwayat kasus DBD tinggi. 


Gejala yang timbul seperti demam tinggi sampai dengan nyeri otot. Di beberapa kasus, DBD bisa menyebabkan seseorang yang mengalaminya akan merasakan lemas bahkan tidak nafsu makan. 


Karena semakin maraknya kejadian tersebut, beberapa tenaga ahli kesehatan menyarankan untuk melakukan vaksinasi DBD. Cara ini, bisa menjadi solusi pencegahan bahkan di sejumlah negara melakukan langkah ini, termasuk negara Indonesia. 


Mengenal kapan dan siapa yang bisa menerima vaksin ini, tentu di sebagian negara memiliki peraturannya sendiri. Di Indonesia, vaksin DBD sudah tersedia dan digunakan pada usia tertentu. Berdasarkan Kementerian Kesehatan dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), vaksin dianjurkan pada usia 9 sampai dengan 16 tahun yang sudah pernah terinfeksi virus ini. 


(Ilustrasi anak-anak yang sedang dikelilingi gigitan nyamuk, sumber : freepik)



Cara Pencegahan DBD Pada Anak 

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan, untuk mencegah terjadinya DBD pada anak : 


1. Gunakan Kelambu atau Kasa Nyamuk di Rumah

Saat anak tidur, terutama pada siang hari ketika nyamuk Aedes aegypti lebih aktif, gunakan kelambu atau pasang kasa nyamuk pada jendela dan ventilasi rumah. Meski cara ini banyak dikatakan tradisional, namun disebagaian orang cara ini cukup efektif untuk mengurangi resiko gigitan nyamuk.


2. Gunakan Obat Anti Nyamuk

Oleskan obat anti nyamuk pada bagian tubuh anak yang terbuka, terutama ketika berada di luar rumah atau di lingkungan yang banyak nyamuk. Pilih produk yang aman untuk anak dan sesuai dengan rekomendasi usia pada label.


3. Konsumsi Suplemen Oxyvit Kidz

Menjaga daya tahan tubuh anak adalah langkah penting dalam pencegahan penyakit, termasuk pada DBD. Oxyvit Kidz merupakan suplemen herbal yang terbuat dari bahan alami Phynurin, yaitu ekstrak dari Phyllanthus Niruri atau daun meniran hijau, dimana memiliki fungsi untuk membantu memperkuat daya tahan tubuh anak. 


Aman dikonsumsi dalam jangka panjang, Oxyvit Kidz bisa mendukung kesehatan anak-anak, untuk lebih siap dalam menghadapi penyakit yang disebarkan melalui virus. 


4. Lakukan Fogging Secara Berkala

Di daerah dengan tingkat kasus DBD tinggi, fogging atau pengasapan bisa membantu membasmi nyamuk dewasa. Biasanya, fogging dilakukan oleh petugas kesehatan setempat ketika ada peningkatan kasus DBD.


5. Vaksinasi DBD untuk Anak yang Memenuhi Syarat

Di Indonesia, vaksinasi DBD sudah tersedia untuk anak berusia 9–16 tahun yang pernah terinfeksi virus dengue. Vaksin ini bisa menurunkan risiko terkena DBD parah di kemudian hari. Pastikan anak memenuhi syarat dan konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan vaksinasi.


6. Pakaikan Pakaian Pelindung

Jika anak akan beraktivitas di luar rumah, pastikan mereka mengenakan pakaian yang menutupi tubuh, seperti kaos lengan panjang dan celana panjang. Selain bentuk yang melindungi, pemilihan warna juga cukup membantu. Gunakan warna terang, agar nyamuk tidak tertarik  untuk menyerang. 


Melindungi anak-anak dari serangan nyamuk DBD memang memerlukan konsistensi. Mulai dari lingkungan yang bersih, sampai dengan memberikan arahan dan pengetahuan agar anak-anak dapat menjaga diri dari gigitan nyamuk. Mari bersama-sama #jagaimunanak untuk masa depan yang lebih sehat dan aman dari ancaman penyakit. (FAS)

bottom of page